Kompolnas memberikan masukan soal rekam jejak calon Kapolri tunggal Komjen Listyo Sigit Prabowo ke Komisi III DPR RI. Masukan itu akan digunakan oleh Komisi III untuk fit and proper test atau uji kepatutan Komjen Sigit pekan ini.
“Masukannya pertama masalah rekam jejak. Jadi kariernya dari nol sampai terakhir Kabareskrim bagaimana, ada nggak catatan-catatan yang negatif,” kata Ketua Harian Kompolnas, Benny Mamoto usai rapat dengan Komisi III, di kompleks gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/1/2021).
Prestasi yang dicapai Komjen Sigit juga disampaikan Kompolnas kepada Komisi III. Tak hanya soal itu, kelemahan Komjen Sigit menurut Kompolnas pun disampaikan ke Komisi III.
“Kemudian juga menyangkut masalah prestasinya, apa saja prestasinya dimiliki atau yang pernah dicapai, termasuk kelemahan-kelemahan apa. Itu semua sudah kita sampaikan, itulah yang akan digunakan sebagai bagan fit and proper test nanti,” ujar Benny.
Benny kemudian berbicara tantangan yang kemungkinan dihadapi Komjen Sigit ketika menjabat Kapolri. Benny membagi tantangan itu menjadi dua, yakni tantangan di dalam internal Polri dan eksternal di tengah masyarakat.
“Jadi tantangan ke depan ini internal ada, eksternal ada. Internal kita semua tahu bahwa reformasi kultural harus lanjut, kemudian bagaimana membangun soliditas, supaya dengan soliditas itu menghasilkan kinerja yang optimal. Kemudian eksternal kita semua tahu sedang menghadapi pandemi. Belum lagi dampak dari pandemi, pengangguran, dampak ekonomi, kemiskinan, ditambah sekarang bencana alam,” ucap Benny.
Selain itu, Benny juga berbicara soal tantangan kejahatan ke depannya di bidang teknologi informasi. Benny meyakini Komjen Sigit dapat menghadapi kejahatan siber itu.
“Bentuk kejahatan sudah menggunakan teknologi. Nah ini harus diimbangi. Polri harus terus mengupgrade SDM-nya untuk pengetahuan tentang kejahatan-kejahatan yang menggunakan teknologi. Kalau tidak ketinggalan. Dan ini pesat. Dan itu sudah lintas negara. Jadi sudah mengglobal,” sebut Benny.
“Jadi ini tantangan ke depan. Saya yakin background beliau dengan urusan itu, dengan timnya yang kuat, bisa mengatasi,” tambahnya.
Benny meyakini Komjen Sigit tak ada masalah dari segi senioritas angkatan. Hal itu berkaca saat Mendagri Tito Karnavian ditunjuk menjadi Kapolri oleh Presiden Jokowi.
“Kalau dari kami memetik pengalaman Pak Tito dulu, nggak ada masalah. Tunjukkan prestasinya, kinerjanya, kemampuannya, semua menerima. Saya yakin bapak presiden mempertimbangkan itu. Di samping itu kita lihat ini sampai 2024 masa jabatan presiden, akan lebih nyaman sampai selesai. Daripada nanti dua tahun ganti lagi, dua tahun ganti lagi,” imbuhnya.
Komjen Sigit merupakan lulusan Akademi Kepolisian 1991. Berdasarkan rekomendasi Kompolnas, calon Kapolri yang disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) berasal dari berbagai angkatan.
Kalemdiklat Komjen Arief Sulistyanto menjadi calon yang paling senior yaitu Akpol 1987. Sedangkan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dan Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar berasal dari angkatan 1988. Terakhir, Kabaharkam Komjen Agus Andrianto merupakan angkatan 1989.