INTREN.ID, BATAM – Pasca Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Batam dikelola PT Moya Indonesia selama masa transisi, telah banyak Keluhan masyarakat perihal suplai air yang tidak meningkat bahkan menurun.
Badan Pengusahaan (BP) Batam tidak menampik adanya kabar tersebut. Anggota Bidang Pengusahaan BP Batam, Syahril Japarin mengatakan, keluhan tersebut berasal dari wilayah-wilayah yang suplai airnya belum lancar.
“Saat ini masih ada wilayah yang masuk dalam kategori stress area atau daerah suplai airnya rendah,” ucap Syahril, Selasa (20/4/2021).
Menurutnya, wilayah stress area tersebut telah ada sejak masa ATB dan belum ada peningkatan suplai, meskipun dikelola oleh perusahaan baru. Syahril telah memastikan bahwa hal tersebut akan menjadi perhatian utama BP Batam ke depannya.
Saat ini, pihaknya sudah membuat perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Seperti menambah kapasitas ataupun menambah jaringan.
“Secara pelan-pelan akan melakukan peningkatan, tetapi memang membutuhkan investasi yang tidak sedikit,” ungkapnya.
Kini BP Batam juga tengah menyusun dokumen tender untuk kerja sama dengan perusahaan swasta terkait dengan pengelolaan air bersih di Batam. Terutama pada bagian pelaksana operasi dan pemeliharaan.
“Kerja sama pengeloaan air ke depan memang berbeda dibandingkan dengan konsesi waktu dengan ATB,” ujarnya.
Dijelaskannya, pemenang tender nantinya hanya bertugas sebagai pelaksana operasi dan pemeliharaan. Sedangkan untuk investasi dan perencanaan pengembangan SPAM akan sepenuhnya dilakukan BP Batam.
BP Batam juga telah memperpanjang kontrak PT Moya Indonesia hingga tiga bulan, dari yang seharusnya berkahir pada 15 Mei 2021.
Hal itu dilakukan karena pihaknya ingin menyiapkan seluruh dokumen tender, agar benar-benar bisa menjamin hak dan kewajiban kedua belah pihak.
“Dalam menyusun dokumen tender ini kami memang sangat hati-hati. Karena itu untuk sementara PT Moya Indonesia kami perpanjang dulu sampai dokumen selesai,” pungkasnya. (***)